4 Keteledoran Laporan Keuangan
Posted by suherman jacob on Sunday, December 4, 2011
Under: Ciputra Corner
Sebagai seorang entrepreneur, Anda harus membuat laporan keuangan bisnis
Anda. Laporan keuangan ini sangat penting dalam menunjang kelangsungan
hidup bisnis Anda. Laporan ini berguna memonitor keuangan usaha. Apakah
usaha itu maju atau tidak? Sudah sampai mana perkembangannya? Selain itu
juga berfungsi untuk inventarisasi barang. Tak hanya itu, laporan
keuangan juga diperlukan untuk membantu manajemen mengambil
keputusan-keputusan keuangan, mengajukan kredit ke bank, serta masalah
perpajakan.
Meski demikian krusial, banyak kesalahan yang dilakukan dalam pelaporan keuangan. Hal ini tentu berakibat pada terhambatnya kemajuan suatu bisnis.
Berikut beberapa keteledoran dalam laporan keuangan bisnis kecil:
1. Ketidakmampuan untuk memprediksi jumlah penggunaan uang receh.
Hal ini dapat menggerogoti kantong pribadi kita. Itu sebabnya ada istilah kas kecil dalam bisnis. Kas kecil ini dimanfaatkan untuk menangani kembalian dan hal-hal lainnya yang remeh. Bukan untuk operasional rutin, melainkan untuk penggunaan yang tak terduga saja.
2. Tidak mengoptimalkan layanan bank otomatis.
Begitu menerima pembayaran, pengusaha pemula banyak yang tidak menyimpan pemasukkannya di rekening bank. Hal ini dikarenakan, banyak yang berpikiran pemasukan tersebut nantinya akan dikeluarkan lagi untuk membayar.
Ketika ia tidak melakukan pencatatan secara manual di perusahaan, tidak menyetorkan uangnya ke bank, dan tidak melakukan pembayaran biaya secara autodebet dari bank, aktivitas usahanya tidak akan terlacak. Uang masuk keluar begitu saja. Secara manual tidak ada pencatatan dan di bank juga tidak ketahuan debit dan kreditnya.
3. Tidak aktif dalam menggunakan rekening bisnis.
Setiap tiga hari sekali, kita bisa menyetorkan uang ke bank. Untuk pembayaran yang kecil-kecil, gunakan kas kecil. Apabila harus membayar supplier atau yang lainnya, manfaatkan fasilitas autodebet atau transfer. Jadi secara manual tercatat dan bisa dipertanggungjawabkan.
4. Pencatatan pembukuan yang buruk.
Ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau tidak tahu cara membuat pembukuan, ini bukan berarti pengusaha boleh tidak melakukannya. Kalau tidak bisa, delegasikan tugas ini kepada orang lain. Seorang pengusaha haruslah mengetahui banyak hal dan bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat. (*/dari berbagai sumber)
Meski demikian krusial, banyak kesalahan yang dilakukan dalam pelaporan keuangan. Hal ini tentu berakibat pada terhambatnya kemajuan suatu bisnis.
Berikut beberapa keteledoran dalam laporan keuangan bisnis kecil:
1. Ketidakmampuan untuk memprediksi jumlah penggunaan uang receh.
Hal ini dapat menggerogoti kantong pribadi kita. Itu sebabnya ada istilah kas kecil dalam bisnis. Kas kecil ini dimanfaatkan untuk menangani kembalian dan hal-hal lainnya yang remeh. Bukan untuk operasional rutin, melainkan untuk penggunaan yang tak terduga saja.
2. Tidak mengoptimalkan layanan bank otomatis.
Begitu menerima pembayaran, pengusaha pemula banyak yang tidak menyimpan pemasukkannya di rekening bank. Hal ini dikarenakan, banyak yang berpikiran pemasukan tersebut nantinya akan dikeluarkan lagi untuk membayar.
Ketika ia tidak melakukan pencatatan secara manual di perusahaan, tidak menyetorkan uangnya ke bank, dan tidak melakukan pembayaran biaya secara autodebet dari bank, aktivitas usahanya tidak akan terlacak. Uang masuk keluar begitu saja. Secara manual tidak ada pencatatan dan di bank juga tidak ketahuan debit dan kreditnya.
3. Tidak aktif dalam menggunakan rekening bisnis.
Setiap tiga hari sekali, kita bisa menyetorkan uang ke bank. Untuk pembayaran yang kecil-kecil, gunakan kas kecil. Apabila harus membayar supplier atau yang lainnya, manfaatkan fasilitas autodebet atau transfer. Jadi secara manual tercatat dan bisa dipertanggungjawabkan.
4. Pencatatan pembukuan yang buruk.
Ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau tidak tahu cara membuat pembukuan, ini bukan berarti pengusaha boleh tidak melakukannya. Kalau tidak bisa, delegasikan tugas ini kepada orang lain. Seorang pengusaha haruslah mengetahui banyak hal dan bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang yang tepat. (*/dari berbagai sumber)
(diambil dari artikel Ciputra )
In : Ciputra Corner