Bisnis pertama Anda ambruk. Dan kegagalan itu membuat Anda merasa terpuruk. Seorang entrepreneur yang baru saja mengalami kegagalan dalam mengembangkan bisnis barunya sering merasa sama terpukulnya saat kehilangan anggota keluarga atau orang yang mereka kasihi. Rasa sakit dan trauma kehilangan bisnis yang dibangun dengan susah payah tidak hanya mengenai hilangnya mata pencaharian, tetapi juga tentang jati diri dan kepercayaan diri seorang entrepreneur.

Sebagian besar entrepreneur mendefinisikan dirinya sebagai sekumpulan orang yang mampu mewujudkan proyek-proyek dalam angan menjadi nyata. Mereka mengasah diri dengan mencetak prestasi atau kegagalan. Dengan kata lain, jika sebuah proyek gagal, maka entrepreneur itu gagal. Dan sebaliknya.

Runtuhnya sebuah usaha baru hampir serupa dengan kehilangan pekerjaan dan bisa mengakibatkan sejumlah gejala berikut:
  • Gangguan tidur malam dan kesulitan bangun pagi
  • Gangguan pola makan
  • Rasa lelah
  • Mudah marah
  • Cenderung suka mengurung diri
  • Tidak bersemangat, pesimis
  • Perilaku yang mencerminkan ketidakpedulian atau menyimpang
Reaksi lainnya yang sering ditemui ialah terus menerus menyatakan, “Mengapa saya?” atau menyalahkan orang lain atau hal lain sebagai penyebab kekacauan, misalnya menyalahkan ekonomi yang dianggap kurang menguntungkan, mitra yang tidak mendukung,  atau investor yang tak mengerti kehendaknya. Namun itu hanya sesuatu yang menghabiskan tenaga tanpa menghasilkan apapun dan akan membuat si entrepreneur terus terpuruk dalam jurang kegagalan.

Kita harus beranggapan bahwa tanggung jawab atas perbuatan kita akan lebih menyelesaikan masalah daripada hanya sekadar terus menerus memainkan peran sebagai korban yang tak berdaya. Cobalah untuk menjawab seperrti ini: ”Waktunya kurang tepat”, “Saya telah memilih mitra yang salah” atau “Saya lebih baik dalam memajukan usaha melalui kerja keras.” Setiap orang akan menghormati integritas Anda dan Anda akan siap untuk menghadapi dunia kembali dengan lebih cepat.

Serupa dengan 5 tahapan berduka yang dijelaskan Dr. Kubler Ross dalam menjalani proses panjang menghadapi kematian seseorang, kehilangan sebuah bisnis juga membutuhkan proses yang setiap tahapannya memerelukan adaptasi terhadap perubahan aktivitas sehari-hari. Setiap orang terjatuh tetapi tidak semua orang bisa bangkit. Di sini bisa Anda temui saran-saran untuk terus bertahan di jalur yang normal dan mengubah kegagalan menjadi kemenangan:
  1. Kegagalan: Jiwa kita harus melindungi dirinya sendiri dan menyerap apa yang telah terjadi sedikit demi sedikit daripada melakukannya sekaligus dalam waktu yang singkat. Menceritakan cerita gagal secara berulang-ulang agar Anda merasa kuat karenanya. Coba berteman dengan orang-orang yang bernilai positif. melakukan kegiatan luar ruangan atau hadiri pertemuan-pertemuan dalam pusat komunitas yang memiliki minat yang sama.
  2. Jiwa membutuhkan perlindungan atas diri mereka sendiri dan menyerap: Kemarahan harus dilepaskan dengan cara yang benar dan sehat yaitu memulai olahraga, visualisasi dan bernapas. Intensitas olahraga atau durasi waktu seharusnya berhubungan dengan kasih sayang. Bersikaplah baik pada diri sendiri dan semua orang.
  3. Tawar menawar: Hal ini ialah tahapan yang penuh pengandaian. Jauhi pikiran negatif untuk memperlakukan mereka sebagai objek dan bangunlah sebuah percakapan dengan pikiran Anda kemudian Anda bisa menginvestasikan energi untuk meneruskan langkah.
  4. Depresi: Kesedihan timbul dan perasaan itu harus diluapkan, jangan ditahan. Mungkin Anda bisa saja menangis. Tertawa merupakan cara ampuh untuk meningkatkan mood positif. Ini akan membantu membangun optimisme yang realistis dan membuat teman-teman yang lebih positif menghampiri Anda.
  5. Penerimaan: Inilah titik di mana kami berpikir dan merasa bahwa kehilanga itu sungguh-sungguh terjadi. Kita menerima dengan tangan terbuka semua kegagalan dan membangun kepercayaan diri kembali.
Begitulah seorang entrepreneur bisa menghadapi kenyataan pahit berupa kegagalan yang akan menentukan keberhasilan selanjutnya. Karena dengan menghadapi kegagalan dan kehilangan, kita akan lebih kuat untuk seterusnya.

Cara terbaik untuk berhenti meratapi bisnis yang sudah bangkrut ialah dengan memulai usaha yang baru lagi dengan menggunakan pelajaran yang sudah diserap di kegagalan sebelumnya. Anda mungkin bisa menyimpulkan bahwa kehilangan justru bisa lebih menguatkan daripada menghancurkan. (*/Akhlis)

(diambil dari artikel Ciputra )